Skip to main content

Strategi, Implementasi dan Evaluasi PT Unilever Indonesia

Strategic Management PT Unilever Indonesia 


Tugas dikerjakan dalam rangka perkuliahan Manajemen Strategik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di IKPIA Perbanas
Nama Mahasiswa : Puji Astuti
NIM : 1712070131
Program Studi : S1 Manajemen Intensif 


Unilever merupakan bisnis yang didirikan berdasarkan motivasi, dan warisan spesifik yang masih menjadi dasar dalam bisnis Unilever. Saat ini, setiap harinya 2.5 miliar orang menggunakan berbagai produk Unilever. Berbagai produk dengan lebih dari 400 merek memberi Unilever tempat tersendiri dalam kehidupan konsumen di seluruh dunia. Tujuh dari sepuluh rumah di seluruh dunia setidaknya menggunakan satu produk Unilever, dan rangkaian merek produk rumah tangga yang terkemuka di dunia termasuk Lipton, Knorr, Dove, Axe, Pond’s, Dove dan Tresemmé. 

A. Strategi
Berikut adalah Strategi 9 Matrix PT Unilever Indonesia, Tbk
1. Matrix Internal Factor Evaluation (IFE)
Unilever memiliki visi “to make sustainability living commonplace”, dengan visi tersebut Unilever terdorong untuk menciptakan produk-produk baru yang ramah lingkungan agar tercipta kehidupan yang berkesinambungan. Dengan berbagai usaha dan innovasinya Unilever mendapat beberapa penghargaan terkait sustainability. Unilever menjadi peringkat 1 dari Dow Jones Sustainability Index dan 7 (tujuh) tahun berturut-turut menjadi yang teratas dalam survey "leadership in sustainability" yang dilakukan Globescan.

No.
Faktor Strategis
Bobot
Rating
Skor
Penjelasan
1.
Promosi Produk yang Efektif
0,2
4
0,8
Unilever beroperasi di lebih dari 100 Negara dan menjual produknya ke lebih dari 190 Negara di dunia.
2.
Pemimpin Pasar Consumer Goods
0,2
4
0,8
Unilever menjadi peringkat 1 dari Dow Jones Sustainability Index dan 6 (Enam) tahun berturut-turut menjadi yang teratas dalam survey "leadership in sustainability" yang dilakukan Globescan.
3.
Tim Produksi yang Terampil
0,2
3
0,6
Unilever fokus dalam inovasi. Unilever menghabiskan rata-rata € 1 Milyar per tahun untuk R & D dan memperkerjakan 6.000 experts untuk membuat inovasi dan pengembangan
4.
Kerjasama Erat dengan Para Pemasok
0,2
3
0,6
Core Operating Margin selama 5 tahun terakhir bertambah dari 13,7% menjadi 15,3% di tahun 2016
5.
Jaringan Distribusi Hingga ke Daerah - Daerah
0,2
4
0,8
Unilever memiliki People Data Centre yang datanya dapat digunakan untuk menganalisis suatu kebijakan sebelum diterapkan untuk memaksimalkan sales dan revenue
Total
1

    3,6


Kelemahan (Weakness)
No.
Faktor Strategis
Bobot
Rating
Skor
Penjelasan
1.
Jumlah Karyawan Yang Banyak
0,14
4
0,56
Biaya Gaji Karyawan akan semakin besar
2.
Lambatnya Konsolidasi Intern dalam Pengambilan Keputusan
0,14
3
0,42
Unilever memiliki hampir 400 merek berbeda yang sangat sulit dikelola sehingga menimbulkan inefisiensi dalam memaksimalkan keuntungan
3.
Rendahnya Penjualan Terhadap Produk Tertentu
0,29
1
0,29
Keempat segmen usaha Unilever mengalami penurunan persentase Sales Growth rata-rata hingga 10%
4.
Ketidakjelasan Sertifikat Halal Terhadap Produk Tertentu
0,29
2
0,58
Ketidakjelasan ini akan mempengaruhi konsumen Indonesia yang mayoritasnya adalah penduduk muslim
5.
Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar Departemen yang Mempunyai Agenda Jadwal Sendiri – sendiri
0,14
3
0,42
Jaringan rantai pasokan dapat terganggu apabila ada masalah seperti pemasok bangkrut, kerusakan mesin atau kerusakan sistem
Total
1

     2,3


2. Matrix External Factor Evaluation (EFE) 
   Unilever adalah pemimpin pasar dalam produk perawatan kulit massal dan deodoran, dan pemain terbesar kedua dalam produk perawatan rambut setiap hari. Merek utama dalam perawatan pribadi termasuk Dove, Lux, dan Rexona, Sunsilk, Axe dan Pond's. Merek penting lainnya termasuk Clear, Lifebuoy dan Vaseline, bersama dengan Close Up dalam perawatan mulut. Perawatan pribadi menyumbang 38% dari pendapatan Unilever dan 48% dari laba operasionalnya.


Peluang (Opportunities)
No.
Faktor Strategis
Bobot
Rating
Skor
Penjelasan
1.
Tingginya Kepuasan Konsumen
0,22
4
0,9
Pasar di negara berkembang atas FMCG bertumbuh secara signifikan dan berpotensi terus berkembang. Unilever memiliki sekitar 70% pasar di negara berkembang, dengan 57% aset turnover.
2.
Banyaknya Pemain Pasar Nasional dengan Cara Produksi yang Rendah
0,17
4
0,7
Meskipun banyak pesaing, namun pesaing tersebut masih belum dapat menyaingi Unilever
3.
Stabilitas Ekonomi yang Relatif Baik
0,22
2
0,4
Pasar e-commerce tumbuh 49% pada 2016 dan sangat mempengaruhi perilaku konsumen secara signifikan.
4.
Tingginya Tingkat Ketergantungan Masyarakat
0,22
3
0,7
Urbanisasi yang cepat dan lebih banyak perempuan dalam angkatan kerja berarti rumah tangga memiliki lebih banyak pendapatan dari pekerjaannya tapi sedikit waktu untuk tugas-tugas rumah tangga, sehingga menjadi peluang untuk Unilever mengembangkan produknya perawatan rumah tangga.
5.
Luasnya Potensial Market
0,17
4
0,7
Tren masyarakat yang menginginkan produk ramah lingkungan memberi peluang kepada Unilever dengan berperan sebagai Wakil Ketua Task Force on Climate untuk ikut menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.
Total
1

3,4


Ancaman (Threats)
No.
Faktor Strategis
Bobot
Rating
Skor
Penjelasan
1.
Kenaikan Biaya Bahan Baku
0,21
4
0,8
Isu kelapa sawit yang terkena dampak Unilever& Limbah produksi Unilever.
2.
Nilai Tukar Rupiah yang Tidak Stabil
0,21
3
0,6
           
Meskipun terjadi pertumbuhan penjualan sebesar 3,7% pada 2016 di India dan Brazil, adanya demonstrasi di India dan krisis ekonomi di Brazil (yang keduanya merupakan pasar terbesar Unilever) menyebabkan keraguan investasi kedepan.
3.
Maraknya Pemalsuan dan Penyelundupan Produk Cina
0,21
4
0,8
Keterbukaan akses informasi atas setiap produk yang dapat dengan cepat diakses oleh konsumen, sehingga persaingan antar produk menjadi lebih kompetitif, terutama produk dari Cina
4.
Pengahapusan Subsidi BBM
0,16
3
0,5
Penghapusan ini akan mengakibatkan biaya transportasi semakin meningkat
5.
Produk Pesaing yang Harganya Lebih Rendah
0,21
4
0,8
Ancaman harga dari kompetitor besar (P&G dan Colgate-Palmolive) atas produk Personal Care terutama pada pasar negara berkembang.
Total
1

3,5


3. Matrix Competitive Profile Matrix (CPM)
  Unilever memiliki jaringan distribusi yang lebih kuat di pasar negara berkembang dibandingkan dengan P & G (yang perluasan pasar negara berkembang telah menjadi sangat mahal) dan juga mendapatkan kekuatan dari jaringan "wanita shakti" yang kuat untuk penjualan di pasar pedesaan dan terpencil di Asia dan Afrika. Unilever juga berhasil mempertahankan harganya lebih kompetitif daripada pesaingnya dan memperkenalkan ukuran kemasan yang lebih kecil, yang telah membantunya meningkatkan pangsa pasar volume di pasar ini.



Unilever
Procter & Gamble
Colgate - Palmolive
No.
Factors
Weight
Rating
Score
Rating
Score
Rating
Score
1
Iklan
0.16
4
0.64
4
0.64
4
0.64
2
Ekspansi Global
0.15
4
0.60
3
0.45
2
0.30
3
Research & Development
0.10
3
0.30
3
0.30
3
0.30
4
Keuntungan Finansial
0.08
2
0.16
3
0.24
3
0.24
5
Loyalitas Pelanggan
0.10
2
0.20
2
0.20
2
0.20
6
Market Share
0.13
3
0.39
2
0.26
2
0.26
7
Kualitas Produk
0.10
4
0.40
3
0.30
4
0.40
8
Manajemen
0.08
3
0.24
3
0.24
3
0.24
9
Kompetisi harga
0.10
3
0.30
3
0.30
2
0.20

Total
1.00

3.23

2.93

2.78



  Procter & Gamble (P & G) adalah perusahaan global yang beroperasi di lebih dari 180 negara. P & G memproduksi dan menjual barang-barang konsumen di beberapa segmen produk yang merupakan bagian dari perawatan kecantikan, perawatan, perawatan kesehatan, perawatan rumah tangga dan perawatan bayi yang lebih baik. P & G memulai dekade ini dengan penurunan EBITDA secara bertahap, dari sekitar 24% di tahun 2011 menjadi 23% di tahun 2012 terutama karena lingkungan biaya komoditas yang lebih tinggi. Namun, margin meningkat menjadi 26,8% pada tahun 2016 karena penghematan biaya dan divestasi merek berkinerja rendah. Pada akhir tahun fiskal 2016, 22 merek P & G melaporkan penjualan bersih tahunan lebih dari satu miliar dolar.
   Procter & Gamble memimpin pasar deterjen global sebesar $ 80 miliar (termasuk deterjen cucian seperti Tide & Ariel dengan pangsa pasar 18% (Sumber:Trefis), membuat produknya dengan mudah menjadi deterjen cuci paling populer dan paling banyak tersedia di seluruh dunia, terutama di pasar Amerika Serikat. Misalny merk Tide, Downy & Gain merajai hampir 60% pasar deterjen di Amerika Serikat.
   Colgate-Palmolive Company yang berbasis di New York, didirikan pada tahun 1806 dan didirikan di Delaware pada tahun 1923, adalah produsen dan pemasar produk konsumen terkemuka, yang utamanya berfokus pada perawatan mulut, perawatan pribadi, perawatan di rumah, dan nutrisi hewani. Produknya dijual di lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia dengan sejumlah nama merek yang dapat dikenali, seperti Colgate, Palmolive, Speed Stick, Lady Speed Stick, Softsoap, Irish Spring, Protex, Sorriso, Kolynos, elmex, Tom's of Maine, Sanex. , Ajax, Axion, Fabuloso, Soupline, Suavitel, Diet Sains Hill, Resep Hill's Diet, dan Hill's Ideal Balance. Sekitar 75% dari penjualan perusahaan, yang mencapai $ 16 miliar pada tahun 2015, dihasilkan di luar A.S., dengan lebih dari setengah garis teratas berasal dari pasar negara berkembang di Asia, Afrika, Eropa Tengah, dan Amerika Latin.


4. Matrix Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT)

SO Strategies
1
Menciptakan dan mengembangkan produk yang ramah lingkungan
2
Membuat website khusus atau menggunakan market place yang disediakan oleh pihak ketiga untuk meningkatkan penjualan secara online
3
Meningkatkan penjualan segmen home care dengan memanfaatkan perkembangan urbanisasi dan peningkatan jumlah perempuan dalam angkatan kerja
ST Strategies
1
Memanfaatkan R&D untuk mendapatkan competitive advantage melalui diversifikasi produk
2
Meningkatkan program CSR dan kampanye pengenalan produk ramah lingkungan
3
Menjalin kerja sama strategis dengan menawarkan exclusive deals kepada pemasok, distributor, dan retailer 
WO Strategies
1
Melakukan diversifikasi usaha yang tidak terkait dengan barang konsumsi, yaitu jasa pengiriman untuk mendukung layanan penjualan
2
Meningkatkan pemasaran agar dapat lebih dekat dengan konsumen dalam pengenalan produk
3
Melakukan inovasi produk dan meningkatkan layanan pelanggan
WT Strategies
1
Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku untuk menjaga harga tetap kompetitif dan mengurangi dampak lingkungan
2
Mengembangkan kerja sama dengan distributor dan retailer produk secara online untuk meningkatkan penjualan
3
Mengurangi ketergantungan pada pemasok melalui sustainable sourcing bahan baku agrikultural hingga 100% pada tahun 2020   

5. Matrix Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)


Financial Position
Ratings
10% Kenaikan pada Net Income
+5
ROA turun menjadi 24%
+4
Penurunan ROI
+1
Net Sales 15.7%
+2
Total Asset Turnover 2x
+3
Rata -rata
+3

Industry Position
Rating
Konsumsi pada Kultural tertent
+4
Kenaikan pada Bahan Baku
+2
Potensi pertumbuhan pada negara berkembang
+5
Potensial Profit dari kompetisi
+2
Rata - Rata
+3.25

Competitive Advantage
Rating
Komitmen pada Etika Bisnis, keselamtan, hesehatan, lingkungan dan komunitas
-1
Loyalitas pelanggan
-1
Market Share
-2
Kontrol atas distribusi
-4
Kondisi terkini atas teknologi yang dikembangkan
-1
Rata - rata
-1,8


Environmental Stability
Rating
Elastisitas permintaan
-3
Barang selundupan dan kompetisi lokal
-3
Legal, Politis danfaktor regulasi dalam negeri
-2
Inflasi
-3
Kebijakan Negara
-2
Rata -rata
-2,6

X Axis : IP + CA = 3,25 – 1,8
Y Axis ; FS + ES = 3 – 2,6 = 0,4

   Unilever direkomendasikan menggunakan strategi agresif. Rekomendasi strategi agresif diantaranya ialah seperti pengembangan pasar (berusaha memasuki pasar kalangan menengah ke bawah dengan menciptakan produk yang memiliki biaya produksi lebih rendah sehingga harga jualnya menjadi lebih kompetitif), pengembangan produk (membuat varian baru dari produk personal care atau home care dan mengembangkan teknologinya agar produk ini lebih sehat saat digunakan, diversifikasi (melakukan pengembangan pada jenis produk yang diproduksi, tidak hanya terpaku pada jenis produk yang telah ada), dan backward/forward integration (memperkuat distributor dan penyedia produk). Dua pesaing lainnya, P&G dan Colgate-Palmolive, juga berada di kuadran yang sama dengan Unilever dan juga direkomendasikan menggunakan strategi agresif.
6. Matrix Boston Consulting Group (BCG) 
   Jika kita menilik pada model two-by-two-growth-share matrix yang dikembangkan Boston Consulting Group (BCG), maka produk yang menjadi tulang punggung dan cash cow nya adalah produk Home and personal care (Rinso, Pepsodent, Molto). Industri ini perputaran uangnya sangat cepat dan kalis krisis, sehingga pasarnya selalu terjamin. Sedangkan bisnis yang sedang naik daun atau menjadi star adalah bisnis makanan, seperti kecap Bango dan ice cream Magnum. Sedangkan bisnis yang tergolong dalam question mark adalah surf dan buavita. Pada posisi dog yaitu produk Pureit.

   Matriks BCG secara grafis menunjukkan perbedaan di antara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkinkan organisasi multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya dengan mempertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam organisasi. Dengan menggunakan matrix BCG, untuk kedua divisi di Unilever yaitu personal care dan home care, berada pada kuadran ketiga, artinya perusahaan berada pada posisi Cash Cows. Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya.
7. Matrix Grand Strategy
Grand Strategy Matrix dapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam menetukan strategi apa yang harus dilakukan. Matriks ini didasarkan oleh dua dimensi evaluatif, yaitu posisi bersaing dan pertumbuhan pasar (industri).Berdasarkan analisis data dan informasi yang tersedia, segmen personal care dan home care Unilever termasuk ke dalam Kuadran I, yaitu posisi strategis yang sangat baik. Untuk itu, Unilever dapat berkonsentrasi  pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan pengembangan produk. Selain itu, strategi integrasi ke depan, ke belakang, atau horizontal juga dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan penjualan. Dengan demikian, Unilever dapat mengambil keuntungan dari kesempatan eksternal dalam beberapa area dengan mengambil risiko secara agresif ketika diperlukan.

8. Matrix Internal-External (IE)
Analisis terhadap 2 (dua) divisi di Unilever dengan membuat matrix IE, diperoleh hasil bahwa:
·         Divisi Personal Care berada pada kuadran yang dapat digambarkan dalam posisi Grow and Build. Strategi yang cocok untuk dikembangkan untuk divisi Personal Care yaitu Backward, Forward, or Horizontal Integration, Market Penetration, Market Development dan Product Development.
·         Divisi Home Care, yaitu divisi tersebut paling sesuai dikendalikan dengan hold and maintain. Strategi-strategi umum yang dapat digunakan dalam divisi Home Care adalah Market Penetration dan Product Development.
9. Matrix Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)




INTEGRATION
MARKET DEVELOPMENT
KEY FACTORS
WEIGHT
AS
TAS
AS
TAS
STRENGTH





Produksi Besar
0.1
2
0.2
3
0.3
Teknologi yang mumpuni
0.05
3
0.15
3
0.15
Supply Chain Management
0.05
2
0.1
3
0.15
Financial Baking
0.2
3
0.6
4
0.8
Top Manajemen yang berpengalaman
0.2
0
0
3
0.6






WEAKNESS





Struktur Organisasi yang tinggi
0.1
3
0.3
2
0.2
Biaya Besar
0.05
2
0.1
3
0.15
Bahan Baku berbiaya tinggi
0.05
0
0
2
0.1
Strategi Jangka Panjang
0.1
3
0.3
2
0.2
Hanya mengandalkan beberapa produk
0.1
2
0.2
0
0






OPPORTUNITIES





Hygienne Consciusness
0.2
0
0
2
0.2
Kenaikan Populasi
0.15
2
0.3
2
0.4
R&D
0.1
3
0.3
2
0.2
Diversifikasi Produk
0.1
4
0.4
1
0.05
Explore New Markets
0.05
0
0
3
0.3






THREATS





Produk selundupan
0.15
1
0.15
1
0.15
Kenaikan permintaan spesifikasi tertentu
0.05
1
0.05
0
0
Produk KW
0.1
3
0.3
2
0.2
Tren Internasional
0.05
4
0.2
0
0
Kompetisi Lokal
0.05
4
0.2
2
0.1
Total


5.8

7.8



Melakukan inovasi baru untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan dan berkualitas;
Berbagai analisis formulasi strategi telah dlakukan. Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan beberapa strategi pada dasarnya merekomendasikan 4 (empat) strategi, yaitu market penetration, pengembangan pasar (market development), pengembangan produk (prdouk development), diversifikasi, dan backward/forward integration. Oleh karena itu, terdapat 4 (empat) rekomendasi yang dapat disimpulkan dari analisis SWOT serta analisis formulasi strategi lainnya, kemudian dilakukan Analisis QSPM. Empat rekomendasi strategi tersebut adalah:
  1. Melakukan inovasi baru untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan dan berkualitas;
  2. Menjalin kerja sama strategis dengan menawarkan exclusive deals kepada pemasok, distributor, dan retailer;
  3. Melakukan diversifikasi usaha yang tidak terkait dengan barang konsumsi; dan
  4. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku.

B. Implementasi

Program – program yang dilakukan PT UNILEVER
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi.

Program yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk adalah :
1. Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand Unilever di antaranya:
Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy)
Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent)
Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango)
Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band)

2. Dalam bidang korporasi, di bawah payung Yayasan Unilever Indonesia, Unilever menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya dalam bidang
Program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam)
Program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat / PHBS)
Program Lingkungan (Green and Clean)

Program Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi

Program pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang dilakukan PT Unilever, Tbk harus dilakukan secara menyeluruh terutama dalam sektor internal dan eksternal

1. Sektor Internal
Unilever memiliki kerangka kerja pengendalian yang didokumentasikan, ditelaah dan diperbaharui secara berkala oleh Direksi. Kerangka kerja tersebut meliputi manajemen risiko, prosedur pengendalian internal dan pengendalian pengungkapan informasi. Yang dirancang guna memberikan jaminan yang memadai, namun tidak mutlak, bahwa aset-aset Perseroan terjaga, risiko bisnis telah dinyatakan dan seluruh informasi yang perlu diungkapkan sudah dilaporkan ke Direksi. Pengendalian ini mencakup risiko finansial, operasional, sosial, strategis dan lingkungan, serta ketentuan perundang-undangan.
Kerangka kerja pengendalian didukung melalui CoBP, yang menetapkan standar profesionalisme dan integritas untuk operasional Unilever di seluruh dunia, kepatuhan terhadap Sarbanes-Oxley Act, khususnya section 404 tentang proses Operational Control Assessment untuk keperluan pelaporan entitas induk, yang mensyaratkan manajemen senior di setiap unit untuk melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian finansial

2. Sektor External
Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen dengan persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik operasional dan sistem-sistem internal telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System untuk proses fabrikasi Foods & Beverages, sedangkan sistem manajemen lingkungan telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management Standard. 

Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama, dan PT Unilever telah membangun lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC) guna memberikan penilaian sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses yang berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani proses keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk dihadapkan pada penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk dari aspek penilaian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun persyaratan legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum peluncuran suatu produk. Kadangkala, suatu produk secara insidental diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar keamanan dan kualitas yang tinggi. Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat kualitas, kontaminasi bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah. 

Untuk memastikan terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok hanya dapat diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk, manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus melalui serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku. 

Suara Konsumen
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan konsumen khusus yang disebut “Suara Konsumen.” Melalui Suara Konsumen, perusahaan berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk unilever, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk unilever. 

Suara Konsumen melayani Saluran Peduli Konsumen yang beroperasi selama lima hari dalam seminggu, pada jam-jam kerja. Rincian dari para penelpon dijaga kerahasiaannya. Para konsumen didorong untuk memanfaatkan saluran layanan telepon untuk memberikan saran dan menyatakan kepuasan sekaligus keluhan dan pertanyaan. Hasilnya, selama tahun 2011, terdapat 48.726 penerimaan telepon berupa umpan-balik, dimana 90% berbentuk permintaan penjelasan. Seluruh keluhan dan pertanyaan dapat dijawab dengan memuaskan. 
Umpan balik dilayani sesuai dengan prosedur tetap yang ketat. Agen Consumer Advisory Service (CAS) atau Layanan Saran Konsumen menerima umpan balik dan memberikan tanggapan secara cepat, dimana mungkin, menggunakan databaseproduct knowledge. Bila Agen CAS tidak dapat memberikan tanggapan, selanjutnya dirujuk ke departemen yang terkait. Keluhan dikelompokkan dalam kategori normal, prioritas utama dan urgent, selanjutnya tanggapan dikoordinasikan dengan divisi yang terkait melalui perorangan yang ditunjuk. 

Temuan dan wawasan yang diperoleh dari Suara Konsumen dikomunikasikan melalui Perseroan dalam bentuk Laporan Bulanan dan Online untuk masing-masing brand. Setiap bulan, daftar “Umpan Balik Sepuluh Tertinggi” diserahkan kepada manajemen senior untuk ditelaah lebih lanjut. 
Kinerja dari Suara Konsumen kemudian di evaluasi melalui Studi Kepuasan Konsumen secara berkala dan melalui pengecekan spontan dengan menggunakan “mystery caller” untuk memastikan bahwa prosedur penanganan layanan telepon sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Pengadaan Barang dan Jasa
Praktik-praktik pengadaan Unilever diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dan Etika Sumber Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dirancang untuk memastikan berlangsungnya kondisi kerja yang adil dalam mata rantai pasokan, termasuk penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kebebasan berserikat, sistem penggajian dan waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia.  PT Unilever juga berupaya untuk memastikan bahwa para pemasok memenuhi standar kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian Lestari bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk mengadopsi praktik-praktik perkebunan lestari. 

Kebijakan Unilever dalam memperoleh sumber material memprioritaskan pada sumber-sumber lokal dimana memungkinkan. Seluruh calon pemasok menjalani proses audit atas dasar keandalan dan manajemen mutu mereka, dan kinerja lingkungan, hak-hak azasi, serta semua isu sosial disaring melalui sejumlah kriteria Prinsip Kemitraan Bisnis.

Tujuan PT Unilever Indonesia adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat di manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan.



1. Strategi Manajemen Keuangan

Unilever saat ini fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.



2. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia

Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung bekerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diasumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.

3. Strategi Manajemen Operasional
Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama untuk bisnis yang lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga kerja. Ini berarti memberikan perhatian penuh dan adil kepada semua pemohon dan pembangunan berkelanjutan semua karyawan tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, kepercayaan, cacat, atau status sosial. Keanekaragaman memainkan peranan penting dalam memastikan perusahaan memahami kebutuhan konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun per tahun dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.

4. Strategi Manajemen Pemasaran
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi persaingan.

a. Product
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun manapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.

b. Price
Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

c. Place
Dalam PT Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dan lain-lain. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik maka PT Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakan berbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk Unilever adalah salah satu cara promosi yang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yang dilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan oleh Unilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setia pengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapat mencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia.

Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan inovasi dan aktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian dari strategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di berbagai media cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi kedepannya PT Unilever Indonesia, Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citra baik pada konsumennya, antara lain: branding, design, technical printing, dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT Unilever.

d. Promotion
Promosi strategi yang dapat dilakukan oleh PT Unilever yaitu:

  1. Periklanan, semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
  2. Promosi Penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
  3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas, berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
  4. Penjualan Secara Pribadi, interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
  5. Pemasaran Langsung, penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan
Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand Unilever di antaranya:
Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy)
1. Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent)
2. Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango)
3. Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band)

Dalam bidang korporasi, di bawah payung Yayasan Unilever Indonesia, Unilever menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya dalam bidang
1. Program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam)
2. Program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat / PHBS)
3. Program Lingkungan (Green and Clean)

3. Evaluasi
          Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja.
Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi.

Tiga pengujian dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni :
  1. Goodness of Fit Test – Strategi yang baik harus benar-benar cocok terhadap kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari lingkungan  eksternal perusahaan. Pada sisi lain, ia juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan .
  2. Competitive Advantage Test – Strategi yang baik harus mampu menigkatkan daya saing perusahaan.
  3. Performance Test – Strategi yang baik harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Dua jenis peningkatan kinerja yang paling sering dikatakan mengenai kemampuan strategi adalah : meningkatkan profitabilitas serta meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan dan posisi pasar dalam jangka panjang.

Evaluasi Performance PT Unilever Indonesia
No.
Program
Indikator
Ukuran
Target
Capaian
Skor Kinerja
1.
Meningkatkan Pertumbuhan Penjualan
Profit yang didapat
Persentase
20%
10%
80%
2.
Pengembangan Inovasi Produk Baru
Produk yang diminati oleh konsumen
Angka
5 Produk Utama
4 Produk
90%
3.
Skor Kepuasan Pelanggan (dalam skala 1-5)
Respon Konsumen terhadap Produk
Angka
4,5
4
70%


Comments

  1. menarik, ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan juga membangun sumber-sumber informasi strategis.

    ReplyDelete
  2. info sangat membantu, dengan adanya analisis strategi ini dapat dengan mudah mengetahui posisi perusahaan dalam persaingan, sehingga perusahaan dapat menentukan rencana seperti apa yang perlu diterapkan untuk menjadi unggul

    ReplyDelete
  3. Terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  4. informasinya sangat membantu bagi pembaca maupun Unilever itu sendiri untuk melakukan strategi tersebut dikedepannya

    ReplyDelete
  5. terimakasih infonya, ini sangat membantu baik untuk pembaca maupun perusahaan Unilever dalam melakukan strategi kedepannya

    ReplyDelete
  6. Analisa sangat lengkap dan bermanfaat bagi pembaca dan perusahaan untuk bisa menerapkan strategi bersaing

    ReplyDelete
  7. Analisis baik dari perencanaan, implementasi dan evaluasi. Saya kira baik untuk diterapkan di perusahaan yg bersangkutan

    ReplyDelete
  8. Thanks sis infonya.. analisisnya keren, bisa buat rujukan kuliah ane nih

    ReplyDelete
  9. analisis yang diberikan sangat lengkap bisa menjadi bahan untuk perencanaan strategi perusahaan tersebut dan menjadi referensi bahan perkuliahan👍🏻

    ReplyDelete
  10. ░░░░░░░░░░░░▄▄
    ░░░░░░░░░░░█░░█
    ░░░░░░░░░░░█░░█
    ░░░░░░░░░░█░░░█
    ░░░░░░░░░█░░░░█
    ███████▄▄█░░░░░██████▄
    ▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░░░░░░█
    ▓▓▓▓▓▓█░░░░ THANKS, ░░░░░█
    ▓▓▓▓▓▓█░░░░For the Info░░░░█
    ▓▓▓▓▓▓█░░░░SISTAAA!░░░░░█
    ▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░░░░░█
    ▓▓▓▓▓▓█████░░░░░░░░░█
    ██████▀░░░░▀▀██████▀

    Analisis yang dibuat menurut saya sudah lengkap dan berguna untuk meningkatkan performa dan bisnisnya di perusahaan tersebut!

    ReplyDelete
  11. Info analisis yg bernanfaat bgt buat pembaca atau pun untuk perusahaan yg bergerak dinidang yg sama 👍👍

    ReplyDelete
  12. Analisis yang dijabarkan sangat baik. Sangat bermanfaat bagi pembaca dan bagi perusahaan sebagai acuan perkembangan bisnis

    ReplyDelete
  13. Analisis sudah lengkap dan pembahasannya sudah komprehensif, sehingga akan membantu unilever dalam mengevaluasi kinerja dan menginovasi produknya untuk konsumen

    ReplyDelete
  14. Informasi yang sangat bermanfaat semoga dapat membantu perusahaan yang bersangkut dan menjadi bahan referensi perkuliahan

    ReplyDelete
  15. Analisisnya sangat lengkap dan informatif, semoga bisa diterapkan di perusahaan

    ReplyDelete
  16. Analisa lengkap dan bermanfaat bagi pembaca dan perusahaan..

    ReplyDelete
  17. Analisis yang baik sekali, sangat bermanfaat bagi pembaca, terima kasih

    ReplyDelete
  18. analisisnya lengkap dan sangat bermanfaat sebagai referensi kuliah. terima kasih

    ReplyDelete
  19. analisanya sangat lengkap dan dapat dijadikan referensi. terimakasih

    ReplyDelete
  20. Playtech live dealer casino - thauberbet 바카라사이트 바카라사이트 leovegas leovegas 746Best 3 Team Parlay Nfl This Week - Vie Casino

    ReplyDelete
  21. 1xbet korean - Legalbet
    1xbet korean. 2f. 6f. 6f. 바카라 4f. 4f. 2f. 4f. 2f. 2f. 3f. worrione 4f. 4f. 4f. 1xbet korean 5f. 4f. 4f. 5f.

    ReplyDelete
  22. Lucky Club Casino Site » Review, Ratings & Games
    Lucky Club Casino review ➤ Bonuses, luckyclub.live Live Dealer, Mobile Rating ➤ Full List of Games, Bonuses & Promotions. ✚ Ratings.

    ReplyDelete

Post a Comment